Sunday, September 21, 2008

UNCONDITIONAL LOVE

Duduk di tengah – tengah kerumunan pengunjung di sebuah café, menyesap une tasse de thé dengan tangan yang juga sibuk mengetik di keyboard laptop, tetap membuat orang ini merasa sepi, karena otaknya sibuk jalan – jalan ke tempat yang jauh dari keramaian – ke sebuah lubang mimpi hitam dimana satu bulan terakhir ini dihuni oleh sayap malaikat putih yang membuat orang ini tergila – gila dalam mimpinya.

“When you just meet the angel’s wings, you’ll be in love unconditionally.”

Bunyi kalimat yang dia ketik di laptopnya. Lalu dia mulai bingung bagaimana melanjutkan kalimatnya. Dia bingung bagaimana membuat kalimat untuk menyampaikan bahwa dia tidak sedang berdusta, bahwa dia merasakan hadirnya cinta dalam hatinya, cinta yang tidak perlu dia ungkapkan – pada sayap malaikat yang telah membuatnya jatuh cinta.

“He can turn you upside down in times at one moment, but you can never ignore when he takes you to the peace by the words he wishes in prayer.”

Dia melanjutkan kalimatnya – dan dia mulai terlarut dalam perasaannya, perasaan yang ada dalam hatinya setiap sayap malaikat itu hadir di setiap siangnya. Dia mencoba mengungkapkan dalam satu kalimat, bagaimana dia mulai diam – diam menunggu sayap malaikat hadir di pagi hari dan menyapanya, sampai bagaimana dia menyadari bahwa dia tidak lagi berharap siang cepat berganti senja. Dia mencoba mengungkapkan dalam satu kalimat bagaimana dia diam – diam merasakan sayap malaikat mengisi hatinya dengan hitam dan putih silih berganti dalam satu waktu tanpa henti - tanpa mampu dia tolak – tanpa ingin dia tolak, dan bagaimana dia merasakan sayap malaikat mengganti kekacauan hatinya dalam sekejap dengan damai………

Damai. Damai yang dia cari – cari di seumur hidupnya. Bukankah setiap orang mencari damai dalam hidupnya?

“You can never ignore the peace that you feel since you’ve been lost in life”

Otaknya kembali terseret ke dalam renungan yang panjang dimana dia telah lama kehilangan damai dalam hidupnya.

Damai yang dia coba pertahankan dalam sebuah pelukan manusia, sambil mencoba mengabaikan iman yang menjerit protes,

Damai yang dia cari dalam hingar bingar komunitas……..
Damai yang dia cari dalam dentuman musik
Damai yang dia cari dalam tawa renyah yang ramai
Damai yang dia cari dalam canda sarkastis
Damai yang dia cari dari satu pesta ke pesta lain
Damai yang dia cari dalam segelas long island, tequila, le vin rouge, chivas, dan nama – nama aneh lainnya yang membuat otak menghilang dari penatnya ruangan gelap penuh sesak manusia dan kepulan asap, yang membuat otak menghilang dari dia – saat berada dalam hingar bingar dentuman musik, tawa renyah, canda sarkastis dari satu pesta ke pesta lain – yang membuat otak mengutuk dia di setiap keesokan harinya atas kebodohan dia menganggap satu kesalahan besar ini sebagai kedamaian!

“And you can never ignore the peace you never found anywhere but in your own ears whenever they hear him saying praise to the Dieu and your lips follow…”

“… And you can never ignore the peace you never found anywhere but behind him whenever he whispering prayers in silent and your heart follows…”

“And how can you ignore the love grows inside to the angel’s wings who takes you to the place where you can really feel the peace?”

Dan seiring dengan perjalanan otaknya yang panjang, jari – jarinya mengetik kalimat demi kalimat di dalam sebuah café yang semakin lama semakin ramai dengan pengunjung, Dia masih merasa ingin berada di sini, menikmati kesepian di dalam ramainya sebuah café, sebelum kembali pulang dan tertidur ke dalam lubang mimpi hitam.

Dream more while you awake, dia teringat quote yang pernah dikirimkan seorang teman lewat email. Quote yang sebenarnya merupakan kalimat motivasi ini menjadi lain maknanya bagi kehidupannya akhir – akhir ini. Karena akhir – akhir ini dia merasa bermimpi di saat terjaga dan selalu terjaga di dalam mimpinya.

Dia selalu terjaga di dalam mimpinya di setiap malam, bahwa sayap malaikat mempunyai cintanya sendiri yang terikat suci dan utuh untuk sebuah hati yang lain.
Sebuah hati yang lain – yang membuat dia terjaga dari mimpinya, dengan berkata “ini sayap malaikatku – bukan sayap malaikatmu”
Dan dia selalu kembali terjaga ……. “aku tahu”

Dan begitulah perjalanan orang yang sedang kesepian di dalam ramainya sebuah café ini, dia akan memulai pagi demi pagi tanpa bisa mendustai hatinya sendiri bahwa dia sedang menunggu sayap malaikat, menjalani siang demi siang tanpa bisa mendustai dirinya sendiri bahwa dia menyimpan cinta, menjalani senja demi senja tanpa pernah mengungkapkan cintanya, dan menjalani malam demi malam tanpa pernah membiarkan dirinya berharap – bahkan dalam mimpi – pada sayap malaikat yang telah menghidupkan cinta.

Sayap malaikat itu bukan sayap malaikatku. Tapi sayap malaikat itu adalah keajaiban yang hadir dalam hidupku. Dan aku mencintai sayap malaikat itu, tanpa pernah ingin kuungkapkan, karena aku ingin sayap malaikat itu selalu hadir sebagai satu keajaiban untukku. Dan aku mencintai sayap malaikat itu, dan aku ingin dia selalu menjadi sayap malaikat yang utuh dimiliki oleh sebuah hati yang dicintainya. Aku ingin sayap malaikat selalu bahagia dalam cintanya sendiri, dan aku akan bahagia dalam cinta dalam hatiku sendiri – atas keajaibannya yang tidak pernah dia sadari.


“When you just meet the angel’s wings, you’ll be in love unconditionally.”






Ps: untuk semua yang protes sama lirik2lagu yang berbunyi ‘cinta tak harus memiliki’, trust me, it’s not that bullshit. ;)





(bahkan kadang tidak perlu diungkapkan)

Types of drunk friends Part One; The Newbie

Happy New Year 2018! What kind of New Year Eve's people are you? Are you the one who do terrible things in bars? Or throwing an old-fa...