Sunday, November 11, 2012

Love and Pain in the ass

Kali ini saya akan membahas tentang CINTA. Bukan karena saya mencintai cinta. Bukan juga karena saya sedang ingin bercinta. Mungkin bisa jadi saya lagi muak sama yang namanya cinta...... Ga juga. Saya selalu suka setiap merasakan cinta Tuhan pada saya. Anggap saja saya heran dan kehabisan akal untuk mengerti, memahami, dan memaklumi CINTA. Ok, mari dimulai dengan sebuah tuisan singkat yang dipost teman SMA ku di account facebooknya, yang barusan aja saya baca: CINTA YANG TULUS. CINTA YANG BERANI TERBANG MESKI TAU AKAN JATUH. BERANI BERHARAP MESKI TAU AKAN KECEWA. BERANI MENCINTAI MESKI TAU AKAN TERLUKA. BERANI BERKORBAN MESKI TAU AKAN SIA-SIA. Menurut saya: itu CINTA YANG TULUS atau CINTA YANG BODOH? Mungkin teman saya terlalu berlebihan. Mungkin karena dia baru saja ditinggal mati suaminya trus jadi mellow dan termakan quotes konyol itu. Tapi rasa-rasanya hampir semua pernyataan tentang cinta itu konyol. Mulai dari lagu sampai film drama romantis box office. Mungkin satu dari sejuta lagu tentang cinta yang paling benar dan tepat menjabarkan cinta adalah lagunya QUEEN yang liriknya kayak gini: Too much love will kill you if you can’t make up your mind Torn between the lover and the love you leave behind You’re heading for disaster ’cos you never read the signs, Too much love will kill you every time Tapi.... cuma sedikit cerita tentang cinta yang dalam perjalanannya tidak sampai 'too much'. Saya adalah salah satu saksi hidup yang mengalami cinta tanpa 'too much', dan saya sedang menjalaninya dengan suami saya sekarang ini. Dan saya menghargainya. Saya anggap ini salah satu dari bentuk cinta Tuhan terhadap saya, dan saya sangat bersyukur akan hal itu. Suami saya tidak pernah menghadirkan sebuah kisah cinta yang membuat saya merasakan 'butterflies on my stomach', apalagi 'fly to the seventh sky'. Kita tidak pernah bereksperimen 'sex on te beach' dan dia tidak pernah merayu saya.... Atau ungkin pernah, tapi tidak berhasil tersampaikan dengan baik. Tapi dia orang yang sampai saat ini.... mudah-mudahan selamanya..... konsisten menjalani kewajibannya sebagai suami yang setia dan bertanggung jawab, berperan sebagai teman yang baik, dan menyayangi saya apa adanya, dan saya melihat dia berusaha keras tidak mengecewakan saya, berusaha keras membahagiakan saya. Saya merasa dia orang yang sangat layak mendapatkan CINTA saya selamanya, secara suci, dan pol-pol an. Saya berjanji akan berusaha keras untuk menjaga cintanya. Tapi saya ga mau lagi mencintai orang secara pol-pol an walaupun barusan saya bilang dia layak mendapat cinta saya secara pol-pol an. Yap, kembali ke lirik lagu QUEEN tadi. Saya muak. Too Much Love Will Kill you. Saya mau post lagu tentang cinta lagi. TOTO: I'll Remember You I went driving last night On a dark canyon road Had the sky to myself But I wasn't alone Had the pain of my lifetime For my company How did it end up like this For you and me Ya, walaupun tinggal kenangan, saya pernah mengalami 'too much love' dan ampasnya berasa seumur hidup. Jadi saya ga pernah benar-benar mengerti kenapa cinta bisa menjadi terlalu indah kemudian menjadi terlalu menyakitkan dan berakhir menjadi terlalu pahit untuk dikenang tapi terlalu kuat untuk menjadi PAIN OF A LIFETIME?????????? Saya pernah mencintai seseorang dengan teramat sangat sampai merasa tersesat dan saya tidak tau mulainya gimana. Mungkin bukan salah saya, karena jelas-jelas dia yang menawarkan cinta itu duluan. Tapi mungkin salah saya juga karena menerima tantangan 'rasakan kekuatan cinta' di usia 13. Tapi sekarang salah siapa kalau itu berakhir dan PAIN nya terasa A LIFETIME? Mungkin salah saya karena yang mengakhiri perjalanan bersama kami adalah saya. Tapi saat itu saya semakin tidak punya alasan untuk melanjutkan hubungan itu. Tahun 2009. Akal sehat saya makin pudar. Masa depan makin suram. Saya seperti jalan di tempat. Tidak ada jalan untuk menikah, kecuali mengorbankan keyakinan. Keyakinan adalah bentuk cinta saya terhadap Tuhan, yang menciptakan saya, yang saya yakini maha pengasih dan penyayang, yang telah memberikan saya nafas, jiwa, kesempatan untuk mencinta dan dicinta, dan kepadaNya nanti saya kembali. Apa saya harus mengorbankan cinta saya untuk sebuah cinta? Bingung? Saya juga hahahahahaha. Ok, cinta emang kadang bikin bingung, tapi saya ga mau bikin tulisan saya membingungkan. Singkatnya, kalau cinta harusnya membawa kebahagiaan, saat itu saya merasa cinta saya membawa kerumitan dan ketidakjelasan, dan kesuraman di masa depan. Saya mulai tidak nyaman dengan perbedaan keyakinan kami. Tidak nyaman memikirkan kehidupan masa depan kami, tidak nyaman memikirkan Tuhan, keyakinan, keluarga, yang akan jadi korban demi cinta kami. Dia tidak merasakan hal itu, karena dia tidak memikirkan hal itu. Saya mulai tidak percaya diri, dan tidak percaya judi. Maksudnya gambling kalau saya mengandalkan dia di atas segala-galanya, bahkan melanggar aturan Tuhan, pada akhirnya dia cuma akan bilang, "sorry, ternyata benar, we don;t meant to be". Kenangan. :-) Pada saat itu saya memutuskan untuk tidak gambling demi sebuah cinta. Apa artinya cinta kalau harus gambling seperti itu? Apa artinya cinta kalau tidak sejalan dengan akal sehat? Dan saya mengakhirinya. Hari-hari yang saya lalui pun sama seperti yang dialami QUEEN dalam lagunya. I feel like no-one ever told the truth to me About growing up and what a struggle it would be In my tangled state of mind I've been looking back to find Where I went wrong Saya heran kenapa cinta bisa semenyakitkan itu. Padahal apa sih pentingnya cinta? Kita makan nasi, bukan cinta. Nafas pakai oksigen, bukan cinta. Mungkin manusia mudah termakan kenangan, lagu cinta, dan film drama. Atau mungkin cuma saya. Hahahahahahahahahahahaha. Karena suami saya ga seperti itu. Dia sangat mencintai saya, walaupun dulu sempat terpuruk saat putus sama mantannya. Pacar saya yang saya cintai pol-pol an juga gitu. Buat dia sekarang saya cuma sampah yang bau busuk, karena dia berhasil memindahkan cinta pol-pol an nya ke lain hati. Sedangkan saya, tetap trauma dengan yang namanya too much love. Saya memilih love with common sense. Yang penting sekarang, saya setia sama suami, membalas semua kebaikannya dengan cinta juga, with common sense. Urusan bahagia, saya serahkan pada Tuhan, saya yakin Tuhan masih mencintai saya. Nanti saya lanjutin ya, kalau beer nya udah abis.

Types of drunk friends Part One; The Newbie

Happy New Year 2018! What kind of New Year Eve's people are you? Are you the one who do terrible things in bars? Or throwing an old-fa...